Lanjooooot saya mau membahas atau mereview kelompok 5 !!
Cekidoooot
Setelah seminggu lamanya menunggu kelompok
5 untuk mempresentasikan jurnalnya, akhirnya minggu sekarang kelompok
5
mendapat kesempatan untuk berpresentasi.
Kali inikelompok 5 memiliki jurnal yang berjudul “PENGARUH VISUAL STORYTELLING KOMIK ASING
PADA KOMIK INDONESIA TERBITAN PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO TAHUN 2004-2008”.Jurnal ini bercerita atau memberikan informasi mengenai penurunan kreatifitas bangsa Indonesia di banding dengan Negara lainnya, terutama dalam bidang peindustrian komik di
Indonesia.Ternyata pada tahun 1980-an
industry komik di Indonesia mengalami penurunan dari segi kuantitas dan lain halnya dengan keadaan Negara di Eropa dan Amerika, mereka mulai menerbitkan komik-komiknya (oh my
god, kapan Indonesia maju, sudah ada penurunan saja)
Kemudian pada tahun 2000-an
adanya usaha menerbirtkan komik terjemahan dari jepang yang berupaya menerbitkan komik hasil kreasikomikus
Indonesia.Namun sayangnya, komik yang terbit ternyata membawa pengaruh komik asing,
terutama Jepang, yang begitu kuat. Tidak seperti komikus Indonesia tahun
1970-an yang dianggap memiliki karakteristik sendiri, komikus pada periode
1990-an dianggap tidak memiliki identitas karena meniru gaya komik yang populer
pada saat itu yakni komik Jepang dan komik Amerika (Darmawan, 2005).
Teori
Visual Storytelling adalahScott McCloud (2005) mengungkapkan bahwa visual
storytelling pada akhirnya memiliki tujuan utama agar pembaca komik dapat
mengerti dengan jelas cerita yang disampaikan dan juga mengajak pembaca untuk
tetap mengikuti ceritanya.
Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini difokuskan pada komik
yang diterbitkan oleh PT. Elex Media Komputindo tahun 2000-an, diantaranya:
·
Grand
Pandora karya felix
(2004),
·
Final
Distance karya Rere
(2005),
·
Wind
Rider karya Is Yuniarto
dan John G.Reinhard,
·
Red
Feather karya Lukman
Harry (2006) ,
·
Wayangbliz kabar Kibar dan Hander (2007) ,
·
Dark
Venus karya Eric (2008).
Dan mengapa peneliti memilih komik-komik yang
bergenre aksi karena didasarkan pada genre yang
paling dominan di produksi oleh
Negara Amerika, Eropa, dan Jepang. Ternyata di masing-masing
negara, ada perbedaan yang signifikan, seperti negara Amerika lebih condong
membuat komik yang bertipe superhero, berotot, lebih ke pakaian-pakaian yang
dipakai. Sedangkan Jepang lebih ke postur tubuh, seperti layaknya manusia
sempurna dan terlihat lebih hidup, mata besar, hidung mancung, body
porposional. Sedangkan Eropa lebih ke latar belakangnya.
Naaah cara pengambilan datanya itu ada beberapa langkah, seperti:
è
Langkah
pertama diawali dengan mengobservasi komik Indonesia terbitan PT. Elex Media
Komputindo tahun 2000-an.àDipilih ke dalam beberapa sampel berdasarkan
klasifikasi genre yang berlaku dalam komik.
è
Mengidentifikasi
beberapa komik asing Amerika, Jepang,
dan eropa untuk dikaji terkait ciri khas elemen visual storytelling dari
masing-masing komik negara tersebut.
è
Membandingkan
karakteristik elemen visual storytelling komik Jepang, Amerika, dan
Eropa tersebut dengan karakteristik elemen visual storytelling pada
komik indonesia terbitan PT. Elex Media Komputindo tahun 2000-an.
Dan ternyata hasil dari penelitian ini adalaaaaaah (jeng jeng jeng jeeeeeng)
Komik Indonesia yang terbit pada tahun 2000-an cenderung dipengaruhi komik Jepang namun lebih ekstrim dalam hal personalisasi karya atau lebih subjektif . Adanya
pengaruh komik Amerika dan komik Eropa dikarenakan karyanya pernah disukai atau
dibaca juga oleh para komikus Indonesia. Pengaruh tersebut terlihat pada
kecenderungan komikus Indonesia untuk berusaha memberi kesan ilustrasi yang
relatif ekspresif walaupun tidak ada
relevansinya dengan cerita. Selain itu, dilihat dari garis besar perkembangan
komik Indonesia, dengan diadopsinya gaya komik Jepang, menggambarkan putusnya
hubungan antara komik Indonesia tahun 1960-1970-an dengan komik Indonesia
kontemporer.
Kekurangan pada
kelompok 5 ini, tidak menampilkan karakter-karakter apa atau
indikator-indikator apa yang termasuk bagian ciri-ciri dari masing-masing
negara.
Setelah itu .....
Setelah kelompok 5
mempresentasikan jurnalnya, kami semua melakukan diskusi pada masing-masing
kelompok untuk membuat penelitian dengan metode observasi. Tapi sebelum itu,
kami diberi tugas untuk membuat proposal terlebih dahulu. Naah saat ini kami sedang dalam proses membuat
proposal, sampai sini dulu perjumpaan kita, untuk kalian yang penasaran dengan
penelitian apa yang kami buat, nantikan post post berikutnya (ting).